#Renungan : IKIGAI


Dalam 6 tahun lebih perjalanan karier profesional yang saya telah alami, saya banyak menemukan berbagai jenis dan kondisi ruang dan dimensi kerja dengan karakter dan kebiasaan yang berbeda.

Memang benar, setiap perusahaan memiliki ciri khas dan karakter yang berbeda. Tapi tidak dengan profesionalism, tidak dengan attitude, tidak pula dengan aptitude.

Ketika kita berbicara mengenai profesionalism pun akan terbentur dengan berbagai macam pendapat para ahli dan terjemahan. Tapi saya menyakini, profesionalism memiliki satu bahasa universal yang bisa diartikan sikap yang dijalankan oleh seseorang yang memiliki pengaruh kepositifan terhadap produktifitas baik secara horisontal maupun vertikal yang menyebabkan harmonisasi yang baik.

Dan ketika kita berbicara mengenai attitude dan aptitude yang merupakan bagian pendukung dari terbentuknya profesionalisme seseorang. Attitude pun memiliki berbagai arti dan permaknaan namun dalam satu bahasa yang saya pahami adalah, merupakan bentukan sikap dan sifat yang pada akhirnya menjadi karakter. Sedangkan aptitude secara lebih gampang diartikan sebagai kemampuan dalam menjalankan pekerjaan.

Saya memilih judul IKIGAI dalam tulisan ini karena bagi saya memiliki arti yang cukup mendalam. IKIGAI diambil dari bahasa Jepang yang saya ambil artinya sebagai alasan kenapa kita ada.

IKIGAI dan PROFESIONALISM

Saya sengaja menuliskan materi ini karena saya
ingin sekali mengangkat spiritualitas dalam dunia kerja, dimana setiap pekerja, di perusahaan manapun dan di posisi apapun, dapat mengerti makna keberadaan dirinya, makna dari posisi yang dimiliki, dengan tujuan untuk dapat memberikan kontribusi secara maksimal kepada perusahaan tempat mereka mengabdikan kinerjanya.

Perusahaan tempat kita bekerja memberikan kita posisi yang sesuai dan berdasarkan kemampuan, keahlian dan pengalaman kerja. Artinya perusahaan memberikan kesempatan bagi setiap pekerja untuk memberikan kontribusi terbaik sebagai jawaban dari alasan kenapa dia ada?

IKIGAI bagi saya sangat berhubungan dengan profesionalism, dengan sikap yang diambil untuk dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan tempat kita bekerja. Tanpa adanya alasan kenapa kita ada, tentunya akan sulit bagi kita untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan

3 BASIC QUESTIONS

Sebelumnya saya sudah pernah sampaikan mengenai bagaimana kita belajar mengenal atau menemukakn jati diri dengan mencoba menjawab 3 pertanyaan dasar yang dapat ditemukan linknya disini.

Mari coba jawab 3 pertanyaan dasar berikut. Pikirkan dan dalami dengan seksama bagaimana kita semua menjawab pertanyaan tersebut dengan secara seksama.

Siapakah saya?

Apa cita-cita terbesar dalam hidup saya?

Apa yang sudah saya kerjakan sejauh ini untuk membantu saya dalam pencapaian cita-cita tersebut?

Secara normal dan sadar, pertanyaan tersebut adalah pertanyaan-pertanyaan yang dengan sangat mudah dijawab. Beberapa diantara kita menjawab dengan menyebutkan nama dan posisi atau jabatan untuk pertanyaan pertama.

Beberapa lagi menjawab cita-cita yang umum dan sangat logika dan kebanyakan dimiliki orang lain untuk pertanyaan kedua. Sedangkan sebagian besar dari kita akan menjawab kegiatan bersosial, belajar dan sejenisnya untuk menjawab pertanyaan ketiga.

Saya sempat bertemu dengan beberapa orang dimasa lalu saya dengan jaminan jabatan dan kekayaan dari trah keluarga, namun tetap melanjutkan apa yang dia cita-citakan seperti menjadi pembicara, guru, tentara, namun sepertinya akan kurang lengkap tanpa bisa memberikan contoh nyata yang ada ada bagi teman- teman sekalian.

Saya bisa mengambil contoh Gibran Rakabuming dan Kaesang Pengarep, salah satu putra dari Presiden kita saat ini, Bapak. Ir. H. Djoko Widodo. Secara peluang, sebenarnya bisa saja mereka berdua menjalankan roda bisnis yang sudah dimiliki oleh Ayahnya, atau mengikuti jejak sang ayah yang berkiprah di Politik. Namun mereka berdua justru memilih untuk secara mandiri meneruskan cita-cita mereka dalam mendirikan bisnis mulai dari martabak Markobar, kaos Sang Javas sampai ke membuat aplikasi Madhang.

Nah atau mungkin banyak dari kita yang telah mengetahui jejak rekam Jack Ma pemilik Alibaba.com yang merupakan salah satu kaliber digital dunia. Lulusan Hangzhou Teacher’s Institute, yang kemudian menjadi guru bahasa Inggris dan akhirnya tetap meneruskan cita-citanya membanngun bisnis dengan internet sehingga kini terbukti menjadi salah satu orang terkaya di daratan Cina.

INTEGRITY, INTELLIGENCE, ENTHUSIASM

Kita telah membahas IKIGAI dan PROFESIONALISM yang seyogyanya dimiliki oleh setiap pekerja. Setiap perusahaan senantiasa tumbuh dari waktu ke waktu dan membutuhkan para pekerja yang memiliki nilai-nilai sikap yang menyatakan kesiapan untuk tumbuh bersama dan mengembangkannya menjadi perusahaan yang maju, berkarakter dan salah satu bisnis monster di negara sendiri maupun di dunia Internasional

3 nilai penting yang perlu ditanamkan bagi seluruh pekerja disetiap perusahaan adalah adalah integrity, Intelligence, dan Enthusiasm.

Integrity adalah seseorang yang memiliki kualitas kesatuan dan persatuan yang tidak terpisah. Intelligence sendiri memiliki arti kemampuan seorang pekerja dalam mengaplikasikan kepandaian, keterampilan dalam bidang pekerjaan yang dimiliki. Sedangkan enthusiasm berarti keterlibatan perasaan yang menyeluruh dan mendalam dalam mengerjakan dan manjalankan sesuatu.

Pesan yang bisa disampaikan melalui tulisan ini adalah:

1. Integrity
• Nilai prinsip persatuan yang memberikan setiap pekerja agar memiliki semangat kerjasama tim (team work) dalam menggapai tujuan bersama, pencapaian tujuan perusahaan;
• Nilai prinsip kesatuan yang memberikan pekerja berhubungan dengan perasaan nyaman dan aman dalam bekerja dan memberikan kontribusi dan kreatifitas dari berbagai perbedaan latar belakang, pendidikan, dan perbedaan lainnya; Tidak membedakan satu dan lainnya, terutama dikarenakan SARA dan Politik;

2. Intelligence
• Bahwa sebagai pekerja dapat seyogyanya menggunakan, mengaplikasikan seluruh kepandaian, keterampilan, kecerdasan, kreatifitas sebagai kontribusi positif yang sesuai dengan bidangnya;
• Sebagai pekerja seyogyanya dapat memiliki perilaku yang sopan, santun, beradab serta menjunjung nilai-nilai professionalisme dalam bekerja yang ditunjukkan melalui tutur kata, perilaku, tata cara berpakaian, dll;

3. Enthusiasm
• Bahwa sebagai pekerja di dapat secara total melibatkan perasaan kegembiraan dalam menjalankan tugas dan kewajiban;
• Dapat menggunakan keterlibatan emosi positif (Emotional Quotient) dan spiritual (Spiritual Quotient) sebagai jembatan dalam membangun inspirasi dan kreatifitas bagi perusahaan;


Senada dengan yang disampaikan oleh gambar pertama diatas, saya sepakat bahwa setiap orang memiliki IKIGAI, namun, banyak dari kita yang masih belum memaknai dengan benar siapa diri kita sebenarnya. Oleh karena itu tulisan ini dibuat agar mengingatkan diri kita sendiri untuk terus dapat memaksimalkan kapasitas diri agar dapat memberikan kontribusi terbaik baik bagi perusahaan maupun kepada diri sendiri agar dapat terus tumnuh dan memiliki kehidupan yang bermakna positif.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.