#MindManagement: Interview Kerja


8 tahun lebih pengalaman di 6 perusahaan yang berbeda, setidakya mungkin sudah lebih dari 200 interview saya lakukan. Mulai dari menghadapi mereka yang dari lulusan SD, sampai ke lulusan S2, bahkan beberapa pernah S1 cumlaude dan dari Universitas raksasa lokal, dan ada beberapa dari universitas luar negeri yang meskipun tidak terlalu terkenal, tapi at least, mereka bisa sampai ke sono.

Saya hanya menuliskan sedikit kisi-kisi berdasarkan pengalaman saja, bukan tips atau trik bagaimana melakukan interview atau menjawab pertanyaan interview pekerjaan, karena menurut saya sudah terlalu banyak tulisan sejenis, dan mereka mungkin lebih jago dari saya. Tapi, ada beberapa hal yang mungkin bisa jadi kamu baca dan renungi, mungkin saja ini terjadi denganmu dan bisa kamu gunakan untuk keberhasilan

  • Cari pengalaman (baru)

Apa sih jawaban terbaik untuk menjawab pertanyaan “Apa motivasi kamu mencari kerja?”, atau “Kenapa melamar ke perusahaan ini?”.

Dan 7-8 dari 10 orang menjawab, “mencari pengalaman (baru)”.

Oh Lord, menurut saya, pengalaman tidak perlu dicari, bekerja dimanapun dan jadi apapun, pasti akan ada pengalaman. Dan kamu akan lebih terlihat sebagai seseorang yang tidak atau kurang serius mencari kerja, terlihat seperti orang introvert dan melindungi jawaban asli kamu. Dan nilainya ngga akan bagus.

Sebagai penanya, saya bisa lanjutkan dengan pertanyaan, kalau gitu saya berikan pengalaman tapi saya ngga mau kasih kamu gaji apakah kamu mau?

Zonk kan?

  • Saya pelupa, ceroboh, moody-an…dsb

Penanya suka iseng ngelemparin pertanyaan yang jawabannya bisa jadi patokan nilai kamu loh. “Oke coba sebutkan 3 kekurangan kamu yang saat ini kamu coba ubah, dan ini berhubungan dengan kinerja kamu. Apa saja menurutmu?”

Dan jawaban dari 7-8 orang dari 10 orang pun: Pelupa, Ceroboh, Moody….

Whoops…meskipun setelah itu kamu coba koverin pakai “tapi saya selalu membuat catatan, tapi saya dengan cepat mengubah mood dsb..” nilai jelek sudah menempel. Mending cari jawaban yang meminimalisir resiko berkurangnya nilai kamu seperti kamu yang lebih ke faktor D (Direct) daripada S (Steady) atau I (Influence), atau saya orangnya penasaran, dsb.

  • Rumput lebih ijo disini, disono kering

“Kenapa meninggalkan pekerjaan sebelumnya?”

6-7 dari 10 orang menjawab dengan menceritakan kekurangan dari tempat kerja yang lama. Better kalau kamu menceritakan kamu menginginkan perubahan dan challenge lebih besar dan kamu berharap perusahaan yang baru dapat memberikan akses untuk itu.

  • Lupa ngaca

Kalau melihat HP yang kekinian, paling engga, udah ada kamera depan, tapi na’asnya, 4-6 dari 10 orang lupa ngaca abis naik ojek online kena angin, mata sember, rambut acak-acakan, jaket masih dipakai, keringetan dsb.

Pengalaman saya sih bisa 3-4 kali ngaca biar pede sebelum interview. Di perusahaan besar, apalagi kalau management level, wuih, kadang ngelihat style fashion yang dikenakan oleh kompetitor udah bikin keder. Nah, makin kesini, fashion makin murah dan banyak pilihan. Tentukan pilihan warna, ukuran, kekompakan dan kerapian udah jadi nilai plus di awal, apalagi kalau rambut tetep klimis…hmm jadi nilai plus tuh.

  • Ngga siapin contekan

3-5 dari 10 orang ngga bisa jawab dengan sempurna “Apa yang kamu ketahui tentang perusahaan ini?”.

Ngga sempurna bisa jadi ngaco, bisa jadi ngawur, atau ngebanyol dan mengada-ada. Kok bisa? Ya jawabannya meleset dari menyebutkan core business dari perusahaan, apalagi yang lainnya. So, mencari informasi 2-3 hari lebih awal akan sangat membantu kamu untuk menjawab pertanyaan diatas.

  • Bukan dukun, ngga bisa lihat masa depan

Hehehe simbolik aja, “Bagaimana kamu melihat kamu 5 tahun dari sekarang di perusahaan ini?”

4-5 dari 10 orang ngga menjawab, senyum-senyum aja, atau menjawab ala kadarnya, stay the same.

Padahal peng-interview berharap menemukan secercah harapan berupa bulir-bulir leadership ada di kamu. “Saya melihat diri saya nantinya bisa minimum menjadi Supervisor, Manager, Director dsb. dengan melihat niat, kemauan belajar, motivasi kerja saya!” Nah ini baru cakep. Pastinya pertanyaan berikutnya akan lebih seru buat kamu karena peng-interview akan mendalami kamu dan menempatkan kamu diatas yang lainnya. Pastinkan jawaban seperti ini diiringi dengan kemampuan real kamu ya, ngga sekedar omdo or depe saja.

  • Pasrah aja, ikut perusahaan Abang deh

“Apa yang kamu harapkan dengan bekerja di perusahaan ini?”

3-5 dari 10 orang menjawab, “Saya tulis dikertas”, sebagian hanya senyum-senyum saja, atau menjawab, mengikuti kebijaksanaan perusahaan. As info, kami ada rasa sedang dan berhasil (meskipun sedih juga secara perikemanusiaan), jika berhasil instal orang baru yang attitutde, aptitude dan kemampuan serta knowledgenya cakep tapi dengan harga yang bisa ditekan. Karena perusahaan mana yang mau merugi, even itu startup sekalipun.

Pengalaman saya dulu senyam-senyum dan ikuti perusahaan saja ya akhirnya sih, saya sendiri merana 2 tahun merasakan “kepanasan” karena gaji kurang gede. Tapi juga musti melihat perusahaan yang kamu lamar, jangan asal tembak, dan bahkan kalau perlu cari informasi dulu mengenai apa yang perusahaan bisa berikan ke kamu. Kalau bisa dapet, kenapa ngga?

 

Nah, saya pikir sementara ini dulu deh, sambil iseng kembali menulis setelah sekian lama. Semoga cucok buat kamu yang sedang banyak ngirimin lamaran kerja.

 

Terima kasih Tuhan.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.